Kamis, 16 April 2015

Pembeli Kayu Gaharu Jakarta 2015 2016

Pembeli Kayu Gaharu Jakarta 2015 2016
Pembeli Kayu Gaharu Jakarta 2015 2016 Kepada rekan-rekan  Suplier  Kayu Gaharu diseluruh Indonesia, Kami Sebagai pembeli kayu Gaharu siap melakukan kerjasama dengan sistem pembelian Tunai dari kayu Gaharu yang anda miliki.

Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.

Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya

Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431  ( Tidak SMS).

N. Ramdani
Labsain Edu Media

Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia



-------------------------------------------------------------------------------------------






























.Please Read this Inform
Pembeli Kayu Gaharu Jakarta 2015 2016 Kinerja perusahaan dapat digunakan oleh investor untuk memprediksikan kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja yang baik mendorong persepsi investor untuk membeli saham karena dengan kinerja yang baik maka kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Sehingga harapan investor untuk mendapatkan keuntungan dari pembelian saham dapat terpenuhi. Menurut Husnan (dalam Fakrurozie, 2007:28) berdasarkan Arbitrage princing  Theory  (APT)  banyak  jenis  informasi  yang  mungkin  dapat mempengaruhi harga saham, seperti :
1.   Berita keberhasilan riset perusahaan

2.   Berita keberlanjutan perusahaan bangkrut atau tidak

3.   Pengumuman pemerintah tentang pertumbuhan GNP

4.   Penurunan tingkat bunga yang tidak diperkirakan

5.   Penjualan yang meningkat lebih dari yang diharapkan

Pembeli Kayu Gaharu Jakarta 2015 2016 Informasi-informasi  tersebut  mempengaruhi  harga  saham,  baik  berasal dari  dalam  perusahaan  maupun  internal  perusahaan.  Faktor  yang  berasal  dari dalam perusahaan adalah berita keberhasilan riset, berita kebangkrutan, dan penjualan yang meningkat dapat diketahui dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Menurut  Halim  (2005:21)  asumsi  dasar  analisis  fundamental  adalah, bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, maka harga saham akan naik. Sebaliknya, semakin buruk kinerja keuangan perusahaan maka harga saham akan turun. Berdasarkan informasi dari laporan keuangan tersebut maka seorang investor dapat mengetahui kinerja  perusahaan.  Berdasarkan  kinerja  keuangan  tersebut  dapat  diketahui prediksi kebangkrutan perusahaan melalui metode Altman Z-Score. Berdasarkan nilai Z-Score maka dapat diketahui apakah perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan atau tidak. Apabila perusahaan dinyatakan bangkrut maka harga saham perusahaan akan turun, sebaliknya apabila suatu perusahaan dinyatakan sehat atau tidak bangkrut maka harga saham perusahaan tersebut dimungkinkan akan naik.
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian Anggraeni dan Sugiharto (2004) tentang analisis Z-Score untuk penilaian kinerja keuangan serta pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan perdagangan di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2003 menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan. Dari penelitian tersebut pada tahun 2001 diperoleh  sepuluh  perusahaan  dinyatakan  sehat,  enam  perusahaan  dinyatakan tidak sehat, dan empat perusahaan kurang sehat. Pada tahun 2002 delapan perusahaan dinyatakan sehat, tujuh perusahaan dinyatakan tidak sehat, dan lima perusahaan dinyatakan kurang sehat. Pada tahun 2003 sebanyak tujuh perusahaan dinyatakan sehat, tujuh perusahaan dinyatakan tidak sehat, dan sisanya enam perusahaan dinyatakan kurang sehat. Selain itu dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan  perdagangan  tahun  2001-2003  (Majalah  Ekonomi  dan  Komputer,
2004:114). 
Pembeli Kayu Gaharu Jakarta 2015 2016 Penelitian Anggraeni ini meskipun menggunakan metode Altman Z- Score tetapi menggunakan persamaan Z-Score yang berbeda. Dalam penelitian Anggraeni dan Sugiharto (2004) menggunakan persamaan sebagai berikut :
Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 Penelitian  Anggraeni  tidak  menggunakan  rasio  X5   yaitu  sales  to  total  assets seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian Anggraeni obyek penelitiannya adalah perusahaan perdagangan, tetapi dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah perusahaan industri barang konsumsi.
Penelitian Widyastuti (2006) tentang analisis kinerja keuangan dengan pendekatan Altman dan pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan jasa menggunakan sampel sebanyak 6 perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel. Syarat dalam teknik sampling yang digunakan yaitu perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan per 31
Desember untuk tahun buku 2000-2004 dan perusahaan harus memiliki data laporan   keuangan   hasil   auditor   yang   digunakan   sebagai   rujukan   dalam menghitung rasio keuangan. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah pada tahun 2000-2001 terdapat 5 perusahaan yang masuk kategori tidak sehat, tahun
2002-2004 terdapat 2 perusahaan yang masuk dalam kategori sehat dan 4 perusahaan tidak sehat. Selain itu, kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaaan harga saham secara signifikan antara perusahaan yang masuk kategori sehat dan tidak sehat pada perusahaan jasa yang go public di BEJ. Obyek penelitian dalam penelitian Widyastuti adalah perusahaan jasa, sedangkan dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah perusahaan industri barang konsumsi.
Penelitian Fakhrurozie (2007) tentang pengaruh prediksi kebangkrutan terhadap  harga  saham  pada  perusahaan  perbankan  tahun  2003-2005  dengan sampel penelitian sebanyak 22 perusahaan. Dari perhitungan rasio Z-Score tahun2003-2005 diperoleh nilai Z-Score yang masih rendah dibawah 1,20 sehingga sebagian besar perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta masuk dalam kategori perusahaan yang bangkrut. Pada tahun 2004 PT. Bank Rakyat Indonesia (persero). Tbk memiliki nilai Z-Score 1,83 itupun masih masuk dalam grey area. Meskipun demikian sampai saat ini perusahaan perbankan tersebut masih menjalankan usaha perbankan. 
Pembeli Kayu Gaharu Jakarta 2015 2016 Dalam penelitian ini pengaruh kebangkrutan bank dengan metode Altman Z-Score terhadap harga saham  diperoleh sebesar 21,50%, sedangkan sisanya 78,50% dipengaruhi oleh faktor lain. Penelitian yang dilakukan sekarang mempunyai  persamaan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Fakhrurozie  (2007) yaitu persamaan Z-Score yang digunakan sama. penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu tentang obyek yang diteliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar