Tempat Jual Kayu Gaharu Super |
Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya
Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431 ( Tidak SMS).
N. Ramdani
Labsain Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
Tempat Jual Kayu Gaharu Super
Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Ini yang dinamakan sebagai fungsi intermediasi yang dapat dikatakan bahwa bank merupakan penyalur dana dari unit-unit ekonomi yang mempunyai kelebihan dana kepada unit-unit yang kekurangan dana. Tempat Jual Kayu Gaharu Super Dengan proses intermediasi seperti ini, bank sebagai lembaga intermediasi berperan penting dalam mobilisasi dana-dana masyarakat untuk diputar sebagai salah satu sumber pembiayaan yang berupa kredit yang diberikan bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun produksi, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Dana yang diporeleh oleh bank sebagi sumber pembiayaan berasal dari dana masyarakat yang disalurkan dalam bentuk kredit. Dana bank yang berasal dari masyarakat salah satunya dapat diwujudkan dalam bentuk deposito. Deposito merupakan produk simpanan perbankan yang dapat dijadikan alternatif sebagai sarana berinvestasi. Besarnya jumlah deposito yang berhasil dihimpun oleh perbankan dipengaruhi oleh besarnya suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank sebagai daya tarik masyarakat untuk menyimpan dananya di bank.
Suku bunga deposito sebagai daya tarik utama masyarakat untuk menyimpan dana di bank, penentuannya perlu dilakukan secara cermat dan hati– hati karena tingkat bunga yang terlalu rendah akan membuat masyarakat enggan untuk menabung atau bahkan memilih menanamkan modalnya di luar negeri yang
mana hal ini akan membebani neraca pembayaran Indonesia. Tempat Jual Kayu Gaharu Super Di samping itu tingkat suku bunga deposito yang terlalu tinggi juga secara otomatis akan membuat suku bunga kredit menjadi tinggi pula sehingga akan menyulitkan bank dalam menyalurkan kredit.
Tabel 1.1
Rata - Rata Tingkat Suku Bunga Deposito 1 Bulan
Seluruh Bank Umum
(Dalam %)
Bulan 2007 2008 2009 2010
1 8.64 7.07 10.52 7.09
2 8.43 6.95 9.89 6.93
3 8.13 6.88 9.42 6.77
4 7.93 6.86 9.04 6.89
5 7.59 6.98 8.77 6.76
6 7.46 7.19 8.52 6.79
7 7.26 7.51 8.31 6.79
8 7.16 8.04 7.94 6.75
9 7.13 9.26 7.43 6.72
10 7.16 10.14 7.38 6.81
11 7.18 10.40 7.16 6.78
12 7.19 10.75 6.87 6.83
Sumber: Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Pada era sebelum Deregulasi Paket Juni (Pakjun) 1983, industri perbankan nasional ditandai dengan campur tangan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pengaturan pagu kredit dan tingkat bunga terhadap bank – bank nasional. Akibatnya, pola pengelolaan bank- bank komersial cenderung konvensional, kurang professional, kurang memiliki kreativitas, dan tidak inovatif. Namun, lain halnya setelah pemerintah menetapkan kebijakan Deregulasi melalui Paket 1 Juni 1983 (Pakjun1983) dan Paket 27 Oktober 1988 (Pakto 1988).
Adanya deregulasi Pakjun 1983 dan Pakto 1988, banyak bank berdiri dan diberi kebebasan dalam menentukan sendiri suku bunga deposito,
tabungan, maupun suku bunga kredit dalam rangka meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2000:9 dalam Deassy Natalia). Dengan demikian, Deregulasi tersebut berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap financial market sambil mendorong perbankan ke arah kompetisi (persaingan) yang efisien dan sehat dengan kemudahan dalam mendirikan bank.
Bertambahnya jumlah bank mengakibatkan semakin meningkatnya persaingan untuk menarik dana dari masyarakat. Bank–bank memperoleh kebebasan sendiri untuk menciptakan berbagai produk perbankan. Akibatnya, bank– bank saling berlomba menawarkan tingkat bunga deposito Tempat Jual Kayu Gaharu Super dan tabungan yang lebih tinggi. Semuanya berlomba untuk “menyedot“ dana masyarakat sebanyak – banyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan, baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif (Dendawijaya,2000). Tabel 1.2 menggambarkan posisi simpanan berjangka masyarakat pada masing-masing kelompok bank.
Tabel 1.2
Posisi Simpanan Berjangka Masyarakat pada Masing-Masing Kelompok
Bank Periode
2007 s.d 2010 (Milyar Rp)
Periode Kelompok Bank Deposito
2007 Bank Persero 171,115
Bank Pemerintah Daerah 30,853
Bank Swasta Nasional 275,508
Bank Asing dan Campuran 52,499
2008 Bank Persero 221,494
Bank Pemerintah Daerah 33,377
Bank Swasta Nasional 336,510
Bank Asing dan Campuran 69,063
2009 Bank Persero 259,732
Bank Pemerintah Daerah 42,247
Bank Swasta Nasional 365,858
Bank Asing dan Campuran 72,090
2010 Bank Persero 312,016
Bank Pmerintah Daerah 64,464
Bank Swasta Nasional 457,811
Bank Asing dan Campuran 68,874
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Persaingan perbankan di Indonesia dalam menghimpun dana (simpanan berjangka) lebih dikuasai oleh kelompok Bank Swasta Nasional dan kelompok Bank Persero. Perkembangan jumlah penghimpunan deposito ternyata juga diikuti dengan peningkatan penyaluran kredit yang diberikan oleh bank dalam hal ini ditunjukkan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) (Tabel 1.3). Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga.
Tabe11.3
Perkembangan CAR, LDR, dan ROA Bank Umum 6 Tahun Terakhir
(Dalam%)
No Tahun CAR LDR ROA
1 2005 19.3 59.66 2.55
2 2006 21.27 61.56 2.64
3 2007 19.3 66.32 2.78
4 2008 16.76 74.58 2.33
5 2009 17.42 72.13 2.6
6 2010 18.29 75.21 2.86
Sumber:StatistikPerbankan Indonesia Desember2010
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Meningkatnya LDR membuat likuiditas perbankan menurun namun masih dalam batas aman. Seperti ditunjukkan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tabel. CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Hai ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan BIS (Bank for International Settlement) (Lukman Dendawijaya, 2003, dalam Sanityasa Raharja).
Sementara itu, indikator Return On Assets (ROA) secara umum mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, penurunan hanya terjadi pada tahun 2008. Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa–masa mendatang.
Tingkat suku bunga pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan demikian tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan atau kecukupan dana di masyarakat. Tentunya
ada faktor–faktor yang perlu dianalisis dan diperhatikan terkait dengan kebijakan penentuan besarnya tingkat suku bunga deposito pada suatu bank. Tempat Jual Kayu Gaharu Super Dalam penelitian ini faktor–faktor yang akan dianalisis untuk dijadikan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Assets (ROA).
Pada umumnya perbankan memiliki kebijakan penentuan suku bunga deposito berdasarkan jangka waktu (lamanya) nasabah menyimpan uangnya di bank yang bersangkutan. Jangka waktu deposito biasanya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Semakin lama nasabah menginvestasikan dananya maka semakin tinggi pula suku bunga yang ditawarkan oleh suatu bank. Sehingga diharapkan banyak masyarakat yang tertarik untuk menanamkan dananya pada deposito dengan jangka waktu yang lebih panjang karena terdorong oleh keinginan mendapatkan imbalan berupa tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Tetapi tingkat suku bunga yang tinggi belum tentu intensif bagi kinerja perbankan karena walaupun mampu mendapatkan dana segar dari masyarakat yang besar, perbankan tidak akan mampu bertahan selama modal mereka terus-menerus terkuras akibat negative spread (selisih bunga deposito dengan kredit).
Atas dasar pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh kinerja fundamental keuangan perbankan berupa, Capital Adequancy Ratio(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Assets (ROA) terhadap tingkat suku bunga deposito. Tempat Jual Kayu Gaharu Super Pemilihan Bank Central Asia,Tbk
Suku bunga deposito sebagai daya tarik utama masyarakat untuk menyimpan dana di bank, penentuannya perlu dilakukan secara cermat dan hati– hati karena tingkat bunga yang terlalu rendah akan membuat masyarakat enggan untuk menabung atau bahkan memilih menanamkan modalnya di luar negeri yang
mana hal ini akan membebani neraca pembayaran Indonesia. Tempat Jual Kayu Gaharu Super Di samping itu tingkat suku bunga deposito yang terlalu tinggi juga secara otomatis akan membuat suku bunga kredit menjadi tinggi pula sehingga akan menyulitkan bank dalam menyalurkan kredit.
Tabel 1.1
Rata - Rata Tingkat Suku Bunga Deposito 1 Bulan
Seluruh Bank Umum
(Dalam %)
Bulan 2007 2008 2009 2010
1 8.64 7.07 10.52 7.09
2 8.43 6.95 9.89 6.93
3 8.13 6.88 9.42 6.77
4 7.93 6.86 9.04 6.89
5 7.59 6.98 8.77 6.76
6 7.46 7.19 8.52 6.79
7 7.26 7.51 8.31 6.79
8 7.16 8.04 7.94 6.75
9 7.13 9.26 7.43 6.72
10 7.16 10.14 7.38 6.81
11 7.18 10.40 7.16 6.78
12 7.19 10.75 6.87 6.83
Sumber: Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Pada era sebelum Deregulasi Paket Juni (Pakjun) 1983, industri perbankan nasional ditandai dengan campur tangan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pengaturan pagu kredit dan tingkat bunga terhadap bank – bank nasional. Akibatnya, pola pengelolaan bank- bank komersial cenderung konvensional, kurang professional, kurang memiliki kreativitas, dan tidak inovatif. Namun, lain halnya setelah pemerintah menetapkan kebijakan Deregulasi melalui Paket 1 Juni 1983 (Pakjun1983) dan Paket 27 Oktober 1988 (Pakto 1988).
Adanya deregulasi Pakjun 1983 dan Pakto 1988, banyak bank berdiri dan diberi kebebasan dalam menentukan sendiri suku bunga deposito,
tabungan, maupun suku bunga kredit dalam rangka meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2000:9 dalam Deassy Natalia). Dengan demikian, Deregulasi tersebut berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap financial market sambil mendorong perbankan ke arah kompetisi (persaingan) yang efisien dan sehat dengan kemudahan dalam mendirikan bank.
Bertambahnya jumlah bank mengakibatkan semakin meningkatnya persaingan untuk menarik dana dari masyarakat. Bank–bank memperoleh kebebasan sendiri untuk menciptakan berbagai produk perbankan. Akibatnya, bank– bank saling berlomba menawarkan tingkat bunga deposito Tempat Jual Kayu Gaharu Super dan tabungan yang lebih tinggi. Semuanya berlomba untuk “menyedot“ dana masyarakat sebanyak – banyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan, baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif (Dendawijaya,2000). Tabel 1.2 menggambarkan posisi simpanan berjangka masyarakat pada masing-masing kelompok bank.
Tabel 1.2
Posisi Simpanan Berjangka Masyarakat pada Masing-Masing Kelompok
Bank Periode
2007 s.d 2010 (Milyar Rp)
Periode Kelompok Bank Deposito
2007 Bank Persero 171,115
Bank Pemerintah Daerah 30,853
Bank Swasta Nasional 275,508
Bank Asing dan Campuran 52,499
2008 Bank Persero 221,494
Bank Pemerintah Daerah 33,377
Bank Swasta Nasional 336,510
Bank Asing dan Campuran 69,063
2009 Bank Persero 259,732
Bank Pemerintah Daerah 42,247
Bank Swasta Nasional 365,858
Bank Asing dan Campuran 72,090
2010 Bank Persero 312,016
Bank Pmerintah Daerah 64,464
Bank Swasta Nasional 457,811
Bank Asing dan Campuran 68,874
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Persaingan perbankan di Indonesia dalam menghimpun dana (simpanan berjangka) lebih dikuasai oleh kelompok Bank Swasta Nasional dan kelompok Bank Persero. Perkembangan jumlah penghimpunan deposito ternyata juga diikuti dengan peningkatan penyaluran kredit yang diberikan oleh bank dalam hal ini ditunjukkan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) (Tabel 1.3). Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga.
Tabe11.3
Perkembangan CAR, LDR, dan ROA Bank Umum 6 Tahun Terakhir
(Dalam%)
No Tahun CAR LDR ROA
1 2005 19.3 59.66 2.55
2 2006 21.27 61.56 2.64
3 2007 19.3 66.32 2.78
4 2008 16.76 74.58 2.33
5 2009 17.42 72.13 2.6
6 2010 18.29 75.21 2.86
Sumber:StatistikPerbankan Indonesia Desember2010
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Meningkatnya LDR membuat likuiditas perbankan menurun namun masih dalam batas aman. Seperti ditunjukkan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tabel. CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Hai ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan BIS (Bank for International Settlement) (Lukman Dendawijaya, 2003, dalam Sanityasa Raharja).
Sementara itu, indikator Return On Assets (ROA) secara umum mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, penurunan hanya terjadi pada tahun 2008. Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa–masa mendatang.
Tingkat suku bunga pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan demikian tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan atau kecukupan dana di masyarakat. Tentunya
ada faktor–faktor yang perlu dianalisis dan diperhatikan terkait dengan kebijakan penentuan besarnya tingkat suku bunga deposito pada suatu bank. Tempat Jual Kayu Gaharu Super Dalam penelitian ini faktor–faktor yang akan dianalisis untuk dijadikan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Assets (ROA).
Pada umumnya perbankan memiliki kebijakan penentuan suku bunga deposito berdasarkan jangka waktu (lamanya) nasabah menyimpan uangnya di bank yang bersangkutan. Jangka waktu deposito biasanya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Semakin lama nasabah menginvestasikan dananya maka semakin tinggi pula suku bunga yang ditawarkan oleh suatu bank. Sehingga diharapkan banyak masyarakat yang tertarik untuk menanamkan dananya pada deposito dengan jangka waktu yang lebih panjang karena terdorong oleh keinginan mendapatkan imbalan berupa tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
Tempat Jual Kayu Gaharu Super Tetapi tingkat suku bunga yang tinggi belum tentu intensif bagi kinerja perbankan karena walaupun mampu mendapatkan dana segar dari masyarakat yang besar, perbankan tidak akan mampu bertahan selama modal mereka terus-menerus terkuras akibat negative spread (selisih bunga deposito dengan kredit).
Atas dasar pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh kinerja fundamental keuangan perbankan berupa, Capital Adequancy Ratio(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Assets (ROA) terhadap tingkat suku bunga deposito. Tempat Jual Kayu Gaharu Super Pemilihan Bank Central Asia,Tbk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar