Toke Pembeli Kayu Gaharu |
Kepada Rekan -rekan Supplier Kayu Gaharu di Seluruh Indonesia, Mohon diperhatikan hal dibawah ini sebelum menelepon atau menawarkan barang kepada kami :
- Kami tidak Membeli Kayu Gaharu Buaya,Gaharu dalam Bentuk Pohon
- Kami Membeli Gaharu dalam Bentuk Chips (kepingan), Lempengan dan Batangan untuk kelas saba, AB dan Super dari jenis Beringin, Gaharu Cabut, Gaharu Sirsak dan Gaharu Cengkeh
- Untuk Kelas Kemedangan Kami hanya Membeli Medang yang sudah ada warna hitam dan Padat (Medang Batu, dan atau Medang Lingkar / ada lingkar seperti obat nyamuk diujung kayunya). Untuk medang yang keropos ataupun lembek sebaiknya jangan tawarkan kepada kami.
Jika hal-hal diatas sudah anda perhatikan dan sesuai dengan kondisi anda dan Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Ramdani
Labsains Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa barat Indonesia
+62 812 20 421 431
------------------------------------------------------------------------------------
Ramdani
Labsains Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa barat Indonesia
+62 812 20 421 431
------------------------------------------------------------------------------------
Artikel Tambahan:
Toke Pembeli Kayu Gaharu Kualitas memang merupakan topik pembicaraan yang hangat di dunia bisnis dan akademik, sehingga perlu mendapat perhatian penuh dari perusahaan dalam menjalankan strategi operasinya dalam era kompetisi global pada masa sekarang ini. Pada era ini kualitas memegang peranan penting dalam usaha memenangkan persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa. Oleh karena itu, hendaknya para produsen mutlak menyadari adanya filsafat baru dalam mutu produk, apalagi bagi perusahaan yang ingin mengikuti perlombaan bersaing untuk meraih laba. Menurut Ibrahim (2000:XIX) TQM adalah suatu sistem manajemen untuk selalu meningkatkan kualitas dalam proses kerja dan hasil akhirnya untuk memenuhi kepuasan konsumen secara terus-menerus.
Peningkatan kinerja diwujudkan dengan terus-menerus mencari cara mengeliminasi pemborosan dan inefisiensi yang dikenal dengan perbaikan bekelanjutan. Toke Pembeli Kayu Gaharu Metode tersebut ditujukan untuk mengeliminasi pemborosan yang muncul dari berbagai kegiatan seperti persediaan, aktivitas yang tidak perlu, produk cacat, pengerjaan ulang, waktu persiapan dan keahlian serta bakat tenaga kerja yang kurang dimanfaatkan. Dari fenomena-fenomena tersebut maka menajemen kualitas perlu mempunyai teknik-teknik pengawasan kualitas yang baik agar perusahaan menghasilkan produk berdasarkan standar kualitas yang telah ditetapkan dan berusaha untuk meminimalkan jumlah produk rusak (defect product) bahkan berusaha meniadakan produk rusak. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perusahaan harus melakukan pengawasan yang intensif. Proses pengawasan kualitas tersebut dimulai dari penelitian terhadap bahan baku yang digunakan apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan atau belum kemudian pengawasan dilakukan pada saat proses produksi dihentikan sementara waktu dan dilanjutkan lagi setelah diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Setelah itu perlu dilakukan pengawasan produk akhir yang tidak menutup kemungkinan adanya produk cacat yang dihasilkan dari proses produksi.
Toke Pembeli Kayu Gaharu Perbaikan dan peningkatan kualitas produk tidak berarti meningkatkan biaya tetapi produk yang berkualitas buruk justru akan membebani biaya. Dalam mencapai produk yang berkualitas, perusahaan selalu berusaha untuk mempertahankan efisiensi biaya. Manajemen selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dengan biaya yang seminimal mungkin yaitu melalui pengendalian dan pengalokasian biaya-biaya berkaitan secara tepat. Dalam paradigma baru dikatakan bahwa quality has no cost yang berarti kualitas tidak memerlukan biaya, artinya untuk membuat suatu produk yang berkualitas perusahaan dapat melakukannya dengan cara menghilangkan segala bentuk pemborosan, yang biasanya pemborosan ini disebabkan karena perusahaan menghasilkan produk cacat sehingga harus diadakan perbaikan atau harus dibuang (Ariani, 2004 : 9). Toke Pembeli Kayu Gaharu Biaya mutu (kualitas) adalah biaya karena tidak memenuhi persyaratan atau kebutuhan pelanggan, yaitu karena melakukan hal yang salah (Schroeder, 1997:180). Dengan demikian biaya kualitas dapat memotivasi pelaksanaan perusahaan untuk lebih menaruh perhatian dan ikut ambil bagian dalam masalah kualitas serta sebagai standar atau ukuran prestasi bagi departemen yang bertanggung jawab pada program peningkatan kualitas.
Menurut Hansen & Mowen (2001:971) biaya kontrol (pencegahan dan penilaian) menurun, maka produk rusak akan naik, dan bila biaya kegagalan (internal dan eksternal) naik, maka produk rusak akan mengalami kenaikan. Sedangkan menurut Ariani (2004:18) bahwa semakin rendah kualitas maka semakin banyak kerusakan yang terjadi dan biayanya rendah atau semakin tinggi kualitasnya maka semakin sedikit kerusakan yang terjadi dan biayanya tinggi.
Toke Pembeli Kayu Gaharu Penghematan yang cukup besar bisa diperoleh bila perusahaan meningkatkan kualitas keluaran aktivitasnya. Untuk aktivitas atau proses manufaktur dengan produk atau komponen sebagai keluaran, ukuran operasional kualitas dapat berupa cacat per unit, jumlah unit cacat atau total unit diproduksi, persentase kegagalan eksternal, dan jumlah sisa bahan dibagi total bahan yang digunakan. Jadi tujuan keseluruhan dari pengendalian mutu total adalah jumlah kesalahan nol (zero defect) (Hansen &Mowen, 1999:501).
PT Masscom Graphy telah mengeluarkan sejumlah biaya yang dipergunakan untuk meningkatkan kualitas, tetapi kenyataannya masih terdapat produk yang kualitasnya buruk. Toke Pembeli Kayu Gaharu Sebagaimana diketahui dari hasil wawancara dengan pihak manajemen PT Massom Graphy sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri percetakan, dimana sebagian besar produknya adalah surat kabar Suara Merdeka yang merupakan surat kabar andalan masyarakat Jawa Tengah. Pihak manajemen PT Masscom Graphy telah menetapkan standar produk rusak untuk tahun 2004-2005 sebesar 3% dari jumlah produksi.
Toke Pembeli Kayu Gaharu Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya jumlah produk rusak yang telah dihasilkan oleh PT Masscom Graphy. Data mengenai jumlah produksi, jumlah produk rusak yang terjadi, persentase produk rusak dan biaya kualitas PT Masscom Graphy setiap bulannya pada tahun 2004-2005 tampak sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 1.1, jumlah produk rusak yaitu lebih dari 3,2% dari jumlah produksi. Pada tahun 2004 jumlah biaya lebih kecil yaitu Rp
1.444.259.859 dibanding tahun 2005 yaitu Rp 1.458.612.804, begitu juga jumlah produk rusak tahun 2004 lebih kecil yaitu 5.442,48 Kg atau dengan rata-rata 2,6% dibandingkan tahun 2005 yaitu 6.035,19 Kg atau dengan rata-rata 2,75%, yang berarti ada kenaikan produk rusak sebesar 0,15%, hal ini disebabkan karena adanya pergantian bahan baku kertas dari merek Aspex dengan harga sebesar Rp 7.100 per Kg dengan merek Suparma dengan harga sebesar Rp 6.700 per Kg, sehingga biaya kontrol mengalami penurunan, tapi disisi lain biaya kegagalan mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan dengan penurunan dari biaya kontrol sehingga secara keseluruhan biaya kualitas mengalami kenaikan dari tahun 2004 sampai 2005. Toke Pembeli Kayu Gaharu Dengan demikian berarti ada kontradiksi antara fakta yang terjadi pada PT Masscom Graphy dengan teori biaya kualitas yang dikemukakan oleh Ariani di depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar