Pembeli Kayu Gaharu Papua Merauke , Sorong , dan Jayapura |
Pembeli Kayu Gaharu Papua Merauke , Sorong , dan Jayapura Kepada rekan-rekan Suplier Kayu Gaharu diseluruh Indonesia, Kami Sebagai pembeli kayu Gaharu siap melakukan kerjasama dengan sistem pembelian Tunai dari kayu Gaharu yang anda miliki.
Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya
Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431 ( Tidak SMS).
N. Ramdani
Labsain Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya
Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431 ( Tidak SMS).
N. Ramdani
Labsain Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
.Please Read this Inform
Pembeli Kayu Gaharu Papua Merauke , Sorong , dan Jaya pura Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang /produk fisik. terdapat 4 (empat) karakteristik pokok pada jasa ( Tjiptono, 2002:15), meliputi :
2.2.2.1 Tidak Berwujud (Intangibility)
Jasa bersifat intangible artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba atau didengar sebelum dibeli. Karena tidak berwujud, produsen mengalami kesulitan
dalam memahami bagaimana konsumen mempersepsikan pelayanannya dan menilai kualitas jasanya. Konsep intangibility meliputi 2 (dua) pengertian yaitu :
1. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan dirasakan
2. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, dipahami secara rohaniah.
Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia menikmati sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dimilikinya.
2.2.2.2 Tidak Dapat Dipisahkan (Inseperability)
Pembeli Kayu Gaharu Papua Merauke , Sorong , dan Jaya pura Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang sama. Suatu jasa tidak dapat dipisahkan dari sumber pemberinya. Konsumen juga hadir saat jasa ini dilakukan. Interaksi antara pemberi jasa dan konsumen adalah ciri khusus dari pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut. Oleh karena itu, efektivitas individu (contact Personnel) dalam menyampaikan jasa merupakan unsur penting dalam pemasaran jasa.
2.2.2.3 Bervariasi (Variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis , tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan,dan beban kerja perusahaan.
2.2.2.4 Tidak Tahan Lama (Perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.
2.2.3 Kepuasan Konsumen
Pembeli Kayu Gaharu Papua Merauke , Sorong , dan Jaya pura Kepuasan konsumen pada dasarnya berhubungan dengan tingkat perasaan sesorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dengan harapannya. Dengan demikian, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dia rasakan dengan harapan. Pelanggan (konsumen) dapat memahami salah satu tingkat kepuasan umum, yaitu jika kinerja di bawah harapan, maka konsumen akan kecewa, kinerja sesuai harapan, maka konsumen akan puas, kalau kineja melebihi harapan, maka konsumen akan sangat puas(Kotler , 1997:36).
Menurut Day (dalam Tjiptono, 2002: 146) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan dengan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Wilkie (dalamTjiptono, 2000:89) mendefinisikan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.
Dari definisi tersebut dapat ditarik simpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dengan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Tujuan
Perusahaan
Kebutuhan dan
Keinginan Pelangga
PRODUK
Harapan Pelanggan
Terhadap Produk
Nilai Produk Bagi Pelanggan
Tingkat Kepuasan
Pelanggan Gambar I. Konsep kepuasan pelanggan (Sumber : Tjiptono, 2000:147)
2.2.4 Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan mempunyai peranan penting yaitu sebagai alat perbandingan bagi konsumen dalam menilai kualitas produk atau jasa dan kepuasan pelanggan. Harapan konsumen terhadap jasa terbentuk dari beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan dan berbeda pada tiap konsumen, tergantung dari pendidikan, nilai, dan pengalaman. lihat juga double super sana'i disini
Faktor-faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan oleh Zeithaml
(dalam Tjiptono, 2002:28) adalah sebagai berikut:
2.2.4.1 Enduring Service Intensifiers
Pembeli Kayu Gaharu kelas arab Papua Merauke , Sorong , dan Jaya pura Merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap jasa. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi sesorang tentang jasa. Seorang pelanggan akan berharap bahwa ia patut dilayani dengan baik pula apabila pelanggan lainnya dilayani dengan baik oleh pemberi jasa. Selain itu, filosofi individu (misalnya nasabah bank) tentang bagaimana memberikan pelayanan yang benar yang akan menentukan harapannya pada sebuah bank.
2.2.2.1 Tidak Berwujud (Intangibility)
Jasa bersifat intangible artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba atau didengar sebelum dibeli. Karena tidak berwujud, produsen mengalami kesulitan
dalam memahami bagaimana konsumen mempersepsikan pelayanannya dan menilai kualitas jasanya. Konsep intangibility meliputi 2 (dua) pengertian yaitu :
1. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan dirasakan
2. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, dipahami secara rohaniah.
Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia menikmati sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dimilikinya.
2.2.2.2 Tidak Dapat Dipisahkan (Inseperability)
Pembeli Kayu Gaharu Papua Merauke , Sorong , dan Jaya pura Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang sama. Suatu jasa tidak dapat dipisahkan dari sumber pemberinya. Konsumen juga hadir saat jasa ini dilakukan. Interaksi antara pemberi jasa dan konsumen adalah ciri khusus dari pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut. Oleh karena itu, efektivitas individu (contact Personnel) dalam menyampaikan jasa merupakan unsur penting dalam pemasaran jasa.
2.2.2.3 Bervariasi (Variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis , tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan,dan beban kerja perusahaan.
2.2.2.4 Tidak Tahan Lama (Perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.
2.2.3 Kepuasan Konsumen
Pembeli Kayu Gaharu Papua Merauke , Sorong , dan Jaya pura Kepuasan konsumen pada dasarnya berhubungan dengan tingkat perasaan sesorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dengan harapannya. Dengan demikian, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dia rasakan dengan harapan. Pelanggan (konsumen) dapat memahami salah satu tingkat kepuasan umum, yaitu jika kinerja di bawah harapan, maka konsumen akan kecewa, kinerja sesuai harapan, maka konsumen akan puas, kalau kineja melebihi harapan, maka konsumen akan sangat puas(Kotler , 1997:36).
Menurut Day (dalam Tjiptono, 2002: 146) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan dengan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Wilkie (dalamTjiptono, 2000:89) mendefinisikan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.
Dari definisi tersebut dapat ditarik simpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dengan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Tujuan
Perusahaan
Kebutuhan dan
Keinginan Pelangga
PRODUK
Harapan Pelanggan
Terhadap Produk
Nilai Produk Bagi Pelanggan
Tingkat Kepuasan
Pelanggan Gambar I. Konsep kepuasan pelanggan (Sumber : Tjiptono, 2000:147)
2.2.4 Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan mempunyai peranan penting yaitu sebagai alat perbandingan bagi konsumen dalam menilai kualitas produk atau jasa dan kepuasan pelanggan. Harapan konsumen terhadap jasa terbentuk dari beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan dan berbeda pada tiap konsumen, tergantung dari pendidikan, nilai, dan pengalaman. lihat juga double super sana'i disini
Faktor-faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan oleh Zeithaml
(dalam Tjiptono, 2002:28) adalah sebagai berikut:
2.2.4.1 Enduring Service Intensifiers
Pembeli Kayu Gaharu kelas arab Papua Merauke , Sorong , dan Jaya pura Merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap jasa. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi sesorang tentang jasa. Seorang pelanggan akan berharap bahwa ia patut dilayani dengan baik pula apabila pelanggan lainnya dilayani dengan baik oleh pemberi jasa. Selain itu, filosofi individu (misalnya nasabah bank) tentang bagaimana memberikan pelayanan yang benar yang akan menentukan harapannya pada sebuah bank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar