Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia |
Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Kepada rekan-rekan Suplier Kayu Gaharu diseluruh Indonesia, Kami Sebagai pembeli kayu Gaharu siap melakukan kerjasama dengan sistem pembelian Tunai dari kayu Gaharu yang anda miliki.
Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya
Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431 ( Tidak SMS).
Labsain Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya
Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431 ( Tidak SMS).
Labsain Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
.Please Read this Inform
Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Dewasa ini perbankan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu lembaga perbankan perlu meningkatkan kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan dalam era globalisasi. Pelaku bisnis harus selalu siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat. Selain itu usaha perbankan juga dihadapkan pada berbagai macam risiko dalam menjalankan operasinya. Menurut Siamat (1993) dalam Kuncoro (2002) Risiko yang dihadapi bank antara lain sebagai berikut : (1) Risiko kredit, merupakan risiko kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang telah diterima dari bank beserta bunganya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan; (2) Risiko investasi, berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat penurunan nilai pokok dari portofolio surat-surat berharga. Penurunan nilai surat-surat berharga tersebut bergerak berlawanan arah dengan tingkat bunga umum. Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Oleh karena itu dalam situasi tingkat suku bunga yang berfluktuasi bank akan menghadapi kemungkinan risiko perubahan harga pasar atas portofolio investasinya; (3) Risiko operasional, merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Risiko operasional kemungkinan berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia operasional bank, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk yang ditawarkan; (4) Risiko penyelewengan, berkaitan dengan kerugian yang dapat terjadi akibat hal-hal seperti ketidakjujuran, penipuan, atau moral hazard dari pelaku bisnis perbankan baik pejabat, karyawan, atau nasabah.
Untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut maka perbankan perlu bertindak rasional dalam arti lebih memperhatikan masalah efisiensi. Hal ini sangat penting untuk dilakukan dengan beberapa alasan: Pertama, setiap perusahaan perlu mengetahui struktur biaya opersional mereka agar dapat menggali sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien dalam menjalankan peran sebagai lembaga intermediasi. Kedua, dunia perbankan saat ini dihadapkan pada kompetisi yang bertambah ketat. Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Pengaruh era globalisasi dan abad informasi berdampak pada meningkatnya semangat deregulasi dan anti proteksi (Siswadi dan Arafat, 2004 : 164). Karena itu alat analisis yang tepat penting untuk mengetahui struktur biaya operasional bank guna menghadapi tantangan yang dihadapi.
Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Bank yang kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha. Dengan adanya efisiensi pada lembaga perbankan terutama efisiensi biaya maka akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal, penambahan jumlah dana yang disalurkan, biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan yang meningkat (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Efisiensi dalam dunia perbankan merupakan salah satu cara ukuran untuk menilai kinerja bank.
Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Kinerja perbankan adalah hasil yang dicapai suatu bank dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Farid dan Siswanto, 1998). Salah satu cara ukuran untuk menilai kinerja bank yaitu dengan efisiensi. Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan hasil atau keluaran suatu organisasi dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Efisiensi adalah kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada.
Setiap organisasi mutlak perlu memegang prinsip efisiensi. Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Secara sederhana prinsip efisiensi pada dasarnya berarti menghindari segala bentuk pemborosan. Mengingat kenyataan bahwa kemampuan suatu organisasi mengadakan dan memiliki sarana dan prasarana kerja yang juga disebut sebagai sumber dana dan daya yang diperlukannya guna menjalankan roda organisasi selalu terbatas, padahal tujuan yang ingin dicapai tidak terbatas, maka tidak pernah ada pembenaran untuk membiarkan pemborosan terjadi. Salah satu penyebab inefisiensi, antara lain diakibatkan oleh alokasi input yang kurang sempurna pada kegiatan operaisonalisasi perbankan. Semakin efisien suatu bank maka kinerjanya semakin baik, sebaliknya bank yang mempunyai tingkat inefisiensi yang tinggi pada input dan outputnya, kinerjanya semakin menurun.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa efisiensi dalam bank sangat penting sebagai ukuran kinerja bank. Selama ini penelitian mengenai efisiensi lebih banyak dikonsentrasikan pada lingkungan perbankan konvensional dan tidak banyak penelitian mengenai tingkat efisiensi dari bank Islam. Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Karena itulah penelitian ini lebih memfokuskan pada pengukuran tingkat efisiensi bank Islam yaitu pengukuran tingkat efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut maka perbankan perlu bertindak rasional dalam arti lebih memperhatikan masalah efisiensi. Hal ini sangat penting untuk dilakukan dengan beberapa alasan: Pertama, setiap perusahaan perlu mengetahui struktur biaya opersional mereka agar dapat menggali sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien dalam menjalankan peran sebagai lembaga intermediasi. Kedua, dunia perbankan saat ini dihadapkan pada kompetisi yang bertambah ketat. Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Pengaruh era globalisasi dan abad informasi berdampak pada meningkatnya semangat deregulasi dan anti proteksi (Siswadi dan Arafat, 2004 : 164). Karena itu alat analisis yang tepat penting untuk mengetahui struktur biaya operasional bank guna menghadapi tantangan yang dihadapi.
Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Bank yang kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha. Dengan adanya efisiensi pada lembaga perbankan terutama efisiensi biaya maka akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal, penambahan jumlah dana yang disalurkan, biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan yang meningkat (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Efisiensi dalam dunia perbankan merupakan salah satu cara ukuran untuk menilai kinerja bank.
Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Kinerja perbankan adalah hasil yang dicapai suatu bank dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Farid dan Siswanto, 1998). Salah satu cara ukuran untuk menilai kinerja bank yaitu dengan efisiensi. Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan hasil atau keluaran suatu organisasi dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Efisiensi adalah kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada.
Setiap organisasi mutlak perlu memegang prinsip efisiensi. Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Secara sederhana prinsip efisiensi pada dasarnya berarti menghindari segala bentuk pemborosan. Mengingat kenyataan bahwa kemampuan suatu organisasi mengadakan dan memiliki sarana dan prasarana kerja yang juga disebut sebagai sumber dana dan daya yang diperlukannya guna menjalankan roda organisasi selalu terbatas, padahal tujuan yang ingin dicapai tidak terbatas, maka tidak pernah ada pembenaran untuk membiarkan pemborosan terjadi. Salah satu penyebab inefisiensi, antara lain diakibatkan oleh alokasi input yang kurang sempurna pada kegiatan operaisonalisasi perbankan. Semakin efisien suatu bank maka kinerjanya semakin baik, sebaliknya bank yang mempunyai tingkat inefisiensi yang tinggi pada input dan outputnya, kinerjanya semakin menurun.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa efisiensi dalam bank sangat penting sebagai ukuran kinerja bank. Selama ini penelitian mengenai efisiensi lebih banyak dikonsentrasikan pada lingkungan perbankan konvensional dan tidak banyak penelitian mengenai tingkat efisiensi dari bank Islam. Pembeli Kayu Gaharu Super di Malaysia Karena itulah penelitian ini lebih memfokuskan pada pengukuran tingkat efisiensi bank Islam yaitu pengukuran tingkat efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar