Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong |
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Kepada rekan-rekan Suplier Kayu Gaharu diseluruh Indonesia, Kami Sebagai pembeli kayu Gaharu siap melakukan kerjasama dengan sistem pembelian Tunai dari kayu Gaharu yang anda miliki.
Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya
Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431 ( Tidak SMS).
Labsain Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
Jika anda memiliki kayu gaharu dari alam jangan sungkan untuk mengontak kami. Kami akan memberikan informasi yang anda butuhkan. Semoga dengan adanya blog ini para petani tidak kesulitan untuk menjual kayu gaharu milikinya dengan harga yang pantas dan sesuai dengan harga pasar.
Untuk Tahap Pertama, prioritas kami adalah membeli :
1. Kayu Gaharu Super Alam
2. Selanjutnya Kelas dibawahnya
Untuk Lebih jelas silahkan Hubungi di 0812 20 421 431 ( Tidak SMS).
Labsain Edu Media
Jln. Nagrog No. 11 A Ujungberung Bandung
Jawa Barat - Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
.Please Read this Inform
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Risiko keuangan (financial risk) adalah kenaikan risiko pemegang saham, yang melebihi risiko bisnis dasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan.
Risiko keuangan yang dimaksudkan disini adalah sutu keadaan dimana perusahaan tidak mampu menutup biaya-biaya finansialnya. Di dalam analisa financial leverage, apabila beban-beban financial meningkat maka EBIT pun harus diperbesar untuk dapat menutup kenaikan biaya tersebut.
Jadi dapat dikatakan bahwa dengan meningkatnya financial leverage akan memperbesar risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan karena kenaikan beban finansial akan memaksa Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong perusahaan untuk mempertahankan tingkat EBIT yang lebih besar. Apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban finansial tersebut maka kemungkinan perusahaan tidak akan dapat melanjutkan usahanya karena para kreditur yang merasa tidak terjamin akan dapat memaksa perusahaan untuk membayar bunga serta pinjaman pokoknya dengan segera.
Leverage keuangan (financial leverage) seringkali diukur dengan rasio-rasio yang sederhana seperti: debt-equity ratio, time-interest earned, atau rasio anatara pinjaman jangka panjang dan saham preferen dibandingkan dengan total kapitalisasi perusahaan. Masing-masing rasio tersebut menunjukkan hubungan anatara dana dari mana beban-beban finansial harus dibayar dengan modal yang ditanamkan di dalam perusahaan. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Sebagian besar analis keuangan menghitung rasio-rasio ini dalam usaha untuk menentukan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban finansial yang bersifat tetap. Seperti halnya dengan operating risk (risiko operasi) penghasilan atau return yang diharapkan oleh pemilik perusahaan akan lebih besar dengan meningkatnya financial leverage, akan tetapi pada saat yang sama, risiko yang disebabkan oleh kenaikan return tersebut juga semakin besar karena sekarang EBIT harus ditingkatkan untuk memungkinkan perusahaan tetap berjalan terus. Sekali tingkat EBIT lebih besar dari jumlah yang diperlukan untuk membayar kewajiban-kewajiban finansial yang tetap maka keuntungan dari leverage keuangan (financial leverage) akan mulai dinikmati. Merupakan tanggung jawab manajer keuangan untuk secara konsisten membuat keputusan-keputusan yang berkenaan dengan tingkat financial leverage yang diinginkan.
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Pembiayaan dengan utang umumnya akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk suatu investasi, tetapi utang juga meningkatkan tingkat risiko investasi bagi pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham biasa. Penggunaan leverage keuangan (financial leverage) dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan, tetapi dengan kompensasi meningkatnya risiko. Jadi, kita menghadapi suatu perimbangan.
Jika kita menggunakan lebih banyak leverage keuangan (financial leverage), kita meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan, yang berakibat baik, tetapi kita juga meningkatkan risiko yang berakibat buruk.
2.2.7.4 Total Risiko
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Seperti halnya hubungan antara operating leverage dengan operating risk dan financial leverage dengan dengan risiko finansial (financial risk) maka total leverage mencerminkan total risiko yang dikaitkan dengan kemampuan perusahaan untuk menutup baik operating cost maupun financial cost. Dengan meningkatnya biaya, terutama biaya-biaya tetap operasional dan biaya tetap finansial akan menyebabkan tingginya total risiko yang dihadapi karena perusahaan harus mampu melakukan penjualan yang lebih besar untuk mencapai titik breakeven. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Apabila perusahaan tidak menutup kewajiban yang bersifat tetap ini maka kemungkinan besar para kreditur akan memaksa perusahaan untuk membayar bunga serta pinjaman pokok dengan segera. Hal ini tentu saja akan sangat menyulitkan bagi perusahaan dan kemungkinan kelangsungan hidupnya masih dipertanyakan. Akan tetapi sekalipun demikian, tingginya biaya-biaya tetap mempunyai pengaruh yang akan lebih memperbesar return yang diperoleh dari pada menggunakan biaya-biaya tetap yang lebih kecil. Oleh karena itu manajer keuangan dalam tugasnya berhubungan dengan keputusan-keputusan dalam bidang operating dan financial, harusl mempertimbangkan segala sesuatu yang akan mempengaruhi total risiko tersebut, dan penting sekali Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong bagi seorang manajer keuangan untuk mengetahui akibat dari risiko ini atas pola “risk-return” perusahaan.
2.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal yang Ditargetkan
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Pertama-tama perusahaan harus menganalisis beberapa faktor, kemudian menetapkan struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Target bisa berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai kondisi, tetapi manajemen harus mempunyai gambaran target struktur modal yang spesifik setiap saat. Jika rasio utang yang sesungguhnya berada di bawah tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal mungkin perlu dilakukan dengan menggunakan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah melampaui target, saham mungkin perlu digunakan.
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian:
• Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham.
• Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) akan menaikkan garga saham tersebut. Karena itu, struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham.
Ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal:
1. Risiko bisnis
Risiko bisnis, atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utang yang optimal.
2. Posisi pajak
Posisi pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Akan tetapi, jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak karena perhitungan penyusutan, bunga pada utang yang beredar saat ini, atau kerugian pajak yang dikompensasi ke muka, maka tambahan utang tidak banyak memberi manfaat sebagaimana yang dirasakan perusahaan dengan tarif pajak efektif yang lebih tinggi.
3. Fleksibilitas keuangan
Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang. Mereka juga mengetahui bahwa dalam keadaan perekonomian yang sulit, atau bila perusahaan menghadapi kesulitan operasi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik. Karena itu, kemungkinan tersedianya dana di masa mendatang, dan konsekuensi akibat kurangnya dana, sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan-semakin Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong besar kemungkinan kebutuhan modal di masa mendatang ditunjang dengan semakin buruk konsekuensi kekurangan modal, maka seharusnya neraca semakin kuat.
4. Konservatisme atau agresivitas manajemen.
Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan yang ditetapkan manajer.
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Keempat hal ini sebagian besar menentukan struktur modal yang ditargetkan, tetapi kondisi-kondisi operasi dapat menyebabkan struktur modal yang sebenarnya berbeda dari yang ditargetkan.
Risiko keuangan yang dimaksudkan disini adalah sutu keadaan dimana perusahaan tidak mampu menutup biaya-biaya finansialnya. Di dalam analisa financial leverage, apabila beban-beban financial meningkat maka EBIT pun harus diperbesar untuk dapat menutup kenaikan biaya tersebut.
Jadi dapat dikatakan bahwa dengan meningkatnya financial leverage akan memperbesar risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan karena kenaikan beban finansial akan memaksa Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong perusahaan untuk mempertahankan tingkat EBIT yang lebih besar. Apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban finansial tersebut maka kemungkinan perusahaan tidak akan dapat melanjutkan usahanya karena para kreditur yang merasa tidak terjamin akan dapat memaksa perusahaan untuk membayar bunga serta pinjaman pokoknya dengan segera.
Leverage keuangan (financial leverage) seringkali diukur dengan rasio-rasio yang sederhana seperti: debt-equity ratio, time-interest earned, atau rasio anatara pinjaman jangka panjang dan saham preferen dibandingkan dengan total kapitalisasi perusahaan. Masing-masing rasio tersebut menunjukkan hubungan anatara dana dari mana beban-beban finansial harus dibayar dengan modal yang ditanamkan di dalam perusahaan. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Sebagian besar analis keuangan menghitung rasio-rasio ini dalam usaha untuk menentukan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban finansial yang bersifat tetap. Seperti halnya dengan operating risk (risiko operasi) penghasilan atau return yang diharapkan oleh pemilik perusahaan akan lebih besar dengan meningkatnya financial leverage, akan tetapi pada saat yang sama, risiko yang disebabkan oleh kenaikan return tersebut juga semakin besar karena sekarang EBIT harus ditingkatkan untuk memungkinkan perusahaan tetap berjalan terus. Sekali tingkat EBIT lebih besar dari jumlah yang diperlukan untuk membayar kewajiban-kewajiban finansial yang tetap maka keuntungan dari leverage keuangan (financial leverage) akan mulai dinikmati. Merupakan tanggung jawab manajer keuangan untuk secara konsisten membuat keputusan-keputusan yang berkenaan dengan tingkat financial leverage yang diinginkan.
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Pembiayaan dengan utang umumnya akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk suatu investasi, tetapi utang juga meningkatkan tingkat risiko investasi bagi pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham biasa. Penggunaan leverage keuangan (financial leverage) dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan, tetapi dengan kompensasi meningkatnya risiko. Jadi, kita menghadapi suatu perimbangan.
Jika kita menggunakan lebih banyak leverage keuangan (financial leverage), kita meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan, yang berakibat baik, tetapi kita juga meningkatkan risiko yang berakibat buruk.
2.2.7.4 Total Risiko
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Seperti halnya hubungan antara operating leverage dengan operating risk dan financial leverage dengan dengan risiko finansial (financial risk) maka total leverage mencerminkan total risiko yang dikaitkan dengan kemampuan perusahaan untuk menutup baik operating cost maupun financial cost. Dengan meningkatnya biaya, terutama biaya-biaya tetap operasional dan biaya tetap finansial akan menyebabkan tingginya total risiko yang dihadapi karena perusahaan harus mampu melakukan penjualan yang lebih besar untuk mencapai titik breakeven. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Apabila perusahaan tidak menutup kewajiban yang bersifat tetap ini maka kemungkinan besar para kreditur akan memaksa perusahaan untuk membayar bunga serta pinjaman pokok dengan segera. Hal ini tentu saja akan sangat menyulitkan bagi perusahaan dan kemungkinan kelangsungan hidupnya masih dipertanyakan. Akan tetapi sekalipun demikian, tingginya biaya-biaya tetap mempunyai pengaruh yang akan lebih memperbesar return yang diperoleh dari pada menggunakan biaya-biaya tetap yang lebih kecil. Oleh karena itu manajer keuangan dalam tugasnya berhubungan dengan keputusan-keputusan dalam bidang operating dan financial, harusl mempertimbangkan segala sesuatu yang akan mempengaruhi total risiko tersebut, dan penting sekali Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong bagi seorang manajer keuangan untuk mengetahui akibat dari risiko ini atas pola “risk-return” perusahaan.
2.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal yang Ditargetkan
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Pertama-tama perusahaan harus menganalisis beberapa faktor, kemudian menetapkan struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Target bisa berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai kondisi, tetapi manajemen harus mempunyai gambaran target struktur modal yang spesifik setiap saat. Jika rasio utang yang sesungguhnya berada di bawah tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal mungkin perlu dilakukan dengan menggunakan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah melampaui target, saham mungkin perlu digunakan.
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian:
• Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham.
• Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) akan menaikkan garga saham tersebut. Karena itu, struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham.
Ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal:
1. Risiko bisnis
Risiko bisnis, atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utang yang optimal.
2. Posisi pajak
Posisi pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Akan tetapi, jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak karena perhitungan penyusutan, bunga pada utang yang beredar saat ini, atau kerugian pajak yang dikompensasi ke muka, maka tambahan utang tidak banyak memberi manfaat sebagaimana yang dirasakan perusahaan dengan tarif pajak efektif yang lebih tinggi.
3. Fleksibilitas keuangan
Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang. Mereka juga mengetahui bahwa dalam keadaan perekonomian yang sulit, atau bila perusahaan menghadapi kesulitan operasi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik. Karena itu, kemungkinan tersedianya dana di masa mendatang, dan konsekuensi akibat kurangnya dana, sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan-semakin Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong besar kemungkinan kebutuhan modal di masa mendatang ditunjang dengan semakin buruk konsekuensi kekurangan modal, maka seharusnya neraca semakin kuat.
4. Konservatisme atau agresivitas manajemen.
Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan yang ditetapkan manajer.
Pembeli Kayu Gaharu di Hongkong Keempat hal ini sebagian besar menentukan struktur modal yang ditargetkan, tetapi kondisi-kondisi operasi dapat menyebabkan struktur modal yang sebenarnya berbeda dari yang ditargetkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar